Saya mengalami trauma tentang Uang

Balik waktu saya masih SD. Saya masih ingat betul bagaimana setiap akhir bulan, suasana rumah berubah menjadi mencekam. Suara-suara berdebat tentang tagihan listrik yang belum terbayar, cicilan motor yang menumpuk, dan kebutuhan sehari-hari yang semakin mendesak seakan menjadi lagu pengantar tidur saya. Sebagai anak kecil, saya tidak mengerti apa yang sedang terjadi, namun saya bisa merasakan kegelisahan dan ketakutan yang menyelimuti orangtua saya.

Saya seringkali melihat ibu saya menangis di kamar, memeluk erat-erat saya seolah ingin melindungi dari dunia yang keras. Ayah saya, yang biasanya ceria, tiba-tiba menjadi pendiam dan seringkali pergi lebih awal tanpa sarapan. Saya bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kami tidak bisa seperti teman-teman saya yang memiliki mainan baru atau pergi liburan?

Karena keterbatasan ekonomi, saya harus rela tidak ikut kegiatan ekstrakurikuler yang menarik hati. Saya juga seringkali merasa minder ketika teman-teman saya bercerita tentang liburan mereka yang menyenangkan. Di dalam hati, saya bertanya-tanya, kapan giliran saya untuk merasakan kebahagiaan seperti mereka?

Seiring berjalannya waktu, rasa takut akan kekurangan terus menghantui hidup saya. Saya tumbuh menjadi pribadi yang sangat hemat dan selalu berusaha untuk menabung sebanyak mungkin. Setiap rupiah yang saya miliki terasa sangat berharga. Saya takut jika suatu saat nanti saya akan kembali merasakan kesulitan seperti yang pernah saya alami di masa kecil.

Bahkan ketika saya sudah dewasa dan memiliki penghasilan sendiri, rasa takut itu masih terus menghantui saya. Saya sulit untuk menikmati hidup karena selalu khawatir akan masa depan. Saya takut jika suatu saat nanti saya akan kehilangan pekerjaan atau jatuh sakit.

Saya seringkali merasa bersalah ketika ingin membeli sesuatu untuk diri sendiri. Saya merasa tidak berhak untuk bahagia karena telah melalui masa sulit di masa lalu. Saya juga kesulitan untuk membangun hubungan yang sehat dengan uang. Saya seringkali merasa terjebak dalam lingkaran setan, selalu berusaha untuk mendapatkan lebih banyak uang namun tidak pernah merasa cukup.

Saya sadar bahwa pengalaman masa kecil saya telah meninggalkan bekas luka yang dalam di hati saya. Namun, saya tidak ingin terus terjebak dalam masa lalu. Saya ingin belajar untuk melepaskan diri dari bayang-bayang uang dan menikmati hidup saya sepenuhnya.

Pengalaman masa kecil yang pahit itu membentuk pola pikir saya tentang uang. Saya menjadi sangat takut akan kekurangan dan selalu berusaha untuk menabung sebanyak mungkin. Bahkan saat sudah dewasa dan memiliki penghasilan sendiri, saya sulit untuk menikmati hasil jerih payah saya. Saya selalu merasa tidak cukup dan terus-menerus khawatir akan masa depan.

Tidak menyangka waktu itu ketemu dengan bukunya happy money ken honda. Ya benar sekali hidup saya mulai berubah total semenjak renungin buku ini. Saya ingin teman teman juga mengalami perubahan seperti saya khususnya teman teman yang punya trauma tentang uang di masa kecilnya. Ini loh hal hal yang harus kita tanamkan di pikiran bawah sadar.

  • Dunia Penuh Kelimpahan

Percayalah, dunia ini penuh dengan kelimpahan. Ada sumber daya tak terbatas, peluang tak terhitung, dan kebaikan tak terkira. Kita tidak perlu cemas atau merasa kekurangan. Fokuslah pada apa yang kita punya, dan yakinlah bahwa kita selalu memiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

  • Berbagi dan Melayani

Fokuslah untuk memberi dan melayani orang lain. Hal ini menciptakan energi positif yang menarik kelimpahan ke dalam hidup kita. Memberi bisa dalam bentuk apa saja, seperti membantu orang yang membutuhkan, menyumbang waktu atau bakat untuk tujuan mulia, dan masih banyak lagi.

  • Lebih dari Harta Benda

Pola pikir kelimpahan bukan hanya tentang harta benda, tetapi juga tentang kebahagiaan, kedamaian, dan kepuasan hidup. Dengan meyakini kelimpahan dunia, kita membuka diri terhadap kemungkinan baru dan melihat peluang di mana orang lain mungkin hanya melihat hambatan.

  • Memulai Perjalanan

Mengubah pola pikir dari kekurangan ke kelimpahan membutuhkan waktu dan usaha, namun ini adalah perjalanan yang bermanfaat untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan baru.Dengan mengadopsi pola pikir kelimpahan, kita membuka pintu menuju kehidupan yang lebih kaya, lebih memuaskan, dan lebih berarti.

Trauma tentang uang ini harus disembuhkan dulu

trauma tentang uang

Banyak dari kita memiliki luka uang dari masa kecil yang memengaruhi pola pikir dan keputusan keuangan saat dewasa. Luka ini bisa muncul dari berbagai hal, seperti melihat orang tua berdebat soal uang, dikritik karena kebiasaan berbelanja, atau mengalami kekurangan finansial. Luka-luka ini dapat menanamkan rasa takut, tidak aman, dan keyakinan negatif tentang uang yang menghambat pencapaian tujuan keuangan.

Langkah Pertama: Memahami Luka atau trauma tentang Uang

Penyembuhan luka uang dimulai dengan memahaminya. Kita perlu mengenali pengalaman masa lalu yang berkontribusi pada pola pikir dan perilaku keuangan saat ini. Setelah memahami luka-luka ini, kita bisa mulai memaafkan diri sendiri dan orang lain yang terlibat. Memaafkan bukan berarti melupakan atau menyetujui apa yang terjadi, tetapi melepaskan rasa sakit dan kemarahan yang terpendam.

Langkah kedua: Membangun Pola Pikir dan Kebiasaan Baru yang Positif

Setelah memaafkan, kita dapat menyembuhkan luka uang dengan membangun pola pikir dan kebiasaan baru yang positif. Ini bisa termasuk :

  • Bersyukur atas apa yang kita miliki
  • Menyusun anggaran dan melacak pengeluaran
  • Membuat keputusan keuangan yang bijaksana
  • Mencari bantuan profesional dari terapis keuangan/konselor jika dirasa perlu untuk dilakukan karena level luka yang dialami berbeda setiap orang

Menyembuhkan luka uang tidak mudah, tetapi penting untuk mencapai kebebasan finansial dan kebahagiaan sejati. Dengan melepaskan rasa takut dan keyakinan negatif, kita membuka diri terhadap kemungkinan baru dan membangun masa depan yang lebih cerah.

Langkah ke tiga : Bekerja ditempat yang kamu sukai

Pernahkah kamu merasa senang saat melakukan suatu hal? Semangatmu meluap dan ingin terus melakukannya? Nah, itu tandanya kamu mungkin sedang menemukan bakatmu! Bekerja di bidang yang kita sukai dan kuasai adalah kunci utama untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.

Bagaimana menemukan bakat?
  • Introspeksi diri: Pikirkan apa yang kamu sukai, apa yang kamu kuasai, dan apa yang membuatmu bersemangat. Coba berbagai aktivitas dan hobi baru.
  • Minta masukan: Teman, keluarga, dan mentor bisa membantumu menemukan bakat tersembunyi.
Bagaimana cara menggunakan bakat?
  • Ekspresikan diri: Gunakan bakatmu untuk berkarya dan berkontribusi pada dunia dengan cara yang bermakna.
  • Cari pekerjaan: Carilah pekerjaan yang sesuai dengan bakatmu. Bisa dengan bekerja di perusahaan, memulai bisnis sendiri, atau menjadi freelancer.
Apa keuntungannya?
  • Lebih termotivasi: Kamu akan lebih semangat belajar, berkembang, dan mengatasi tantangan.
  • Lebih mudah sukses: Kamu akan lebih fokus dan menghasilkan karya yang berkualitas tinggi.
  • Hubungan yang lebih baik: Kamu akan lebih mudah menjalin hubungan dengan kolega dan klien.
  • Penghasilan lebih tinggi: Orang lain akan lebih menghargai dan membayar lebih untuk pekerjaan yang kamu sukai.

Langkah ke empat: Percaya pada kehidupan

Di tengah kesibukan sehari-hari, mudah sekali kita dilanda rasa cemas dan takut akan masa depan. Pikiran kita dipenuhi dengan kekhawatiran tentang apa yang belum kita miliki, apa yang mungkin terjadi, dan bagaimana kita akan menghadapi rintangan yang ada. Tapi tahukah kamu, kunci menuju kebahagiaan sejati terletak pada kepercayaan pada kehidupan dan keyakinan bahwa masa depan akan baik-baik saja.Percaya pada kehidupan bukan berarti menyerah pada takdir atau mengabaikan tanggung jawab. Ini tentang melepaskan rasa kontrol dan menerima bahwa ada kekuatan yang lebih besar di luar diri kita yang bekerja untuk kebaikan kita. Percayalah bahwa alam semesta memiliki rencana untuk kita dan semua akan berjalan sesuai rencana.

Dengan percaya pada kehidupan, kita bisa melepaskan rasa khawatir tentang uang, pekerjaan, kesehatan, dan berbagai aspek kehidupan lainnya. Kita bisa fokus pada masa kini dan menikmati momen indah yang ada di depan mata. Kita juga bisa membuka diri terhadap peluang dan kemungkinan baru tanpa dibebani rasa ragu dan takut.Percaya pada kehidupan juga berarti yakin bahwa kita akan selalu dilindungi dan didukung. Kita dikelilingi oleh orang-orang yang mencintai dan peduli pada kita, dan selalu ada sumber daya yang tersedia untuk membantu kita melewati masa-masa sulit. Kita tidak perlu melalui semuanya sendirian.

Langkah ke lima : Kekuatan Rasa syukur

Rasa syukur bagaikan kekuatan super yang mampu mengubah hidup kita. Bayangkan, dengan rasa syukur, kita bisa melihat dunia dengan kacamata berwarna mawar, menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, dan bahkan memperkuat hubungan dengan orang lain.Bagaimana caranya? Sederhana saja. Kita perlu fokus pada hal-hal positif, baik besar maupun kecil, dalam hidup kita. Syukuri kesehatanmu, keluargamu, teman-temanmu, bahkan secangkir kopi hangat di pagi hari.

Mungkin sulit saat menghadapi masalah. Tapi percayalah, selalu ada hal untuk disyukuri. Mungkin kamu belajar sesuatu yang berharga, menemukan kekuatan dalam diri, atau mendapat dukungan dari orang lain.Rasa syukur juga membantu menerima kenyataan dan melepaskan perasaan negatif seperti frustrasi, marah, dan kecewa. Kita mulai melihat setiap pengalaman sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Setiap pengalaman, baik positif maupun negatif, memiliki pelajaran berharga. Bersyukur atas pelajaran ini membantu kita bertumbuh dan menjadi versi terbaik diri kita. Kita pun semakin memahami diri sendiri dan dunia di sekitar.Syukur adalah kebiasaan sederhana namun kuat yang membawa dampak luar biasa. Dengan mempraktikkannya setiap hari, kita membuka diri terhadap kebahagiaan, kedamaian, dan kepuasan yang lebih besar.